Rabu, 17 Juli 2013

jurnal artikel : ANALISIS UNSUR TOKOH, ALUR, DAN AMANAT TERHADAP KUMPULAN CERPEN “MAKA AKU SETIA” KARYA TERESHKOVA

ANALISIS UNSUR TOKOH, ALUR, DAN AMANAT TERHADAP KUMPULAN CERPEN “MAKA AKU SETIA” KARYA TERESHKOVA

Eneng Tita Kartika Sari
B1C10018

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS BALE BANDUNG

Abstrak Penelitian ini mengkaji unsur-unsur yang terdapat pada kumpulan cerpen, yaitu unsur  instrinsik cerpen meliputi alur, penokohan, dan amanat. Setiap orang pada umumnya memiliki pendapat dan penafsiran yang berbeda terhadap suatu cerpen. Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang ada di dalam cerpen yang berfungsi untuk membentuk suatu cerpen. Penokohan adalah cara pengarang menyajikan watak tokoh dalam cerita. Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Dalam analisis kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko ini, kebanyakan mirip dengan kejadian dalam kehidupan nyata, khususnya bagi kehidupan anak remaja maupun yang baru menginjak dewasa yang dapat di ambil dan di pelajari oleh para pembaca.Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis suatu karya sastra, terlabih dahulu kita harus memahami unsur-unsur yang terdapat di dalam suatu karya sastra itu. Seperti unsur intrinsik dan ekstrinsik. Agar pembaca dapat memahami isi cerita tersebut.
Kata kunci : satra, cerpen, analisis, alur, penokohan, tokoh antagonis, tokoh protagonis,  dan amanat.
A.    Pendahuluan
Karya sastra merupakan serangkaian penuangan ide, pemikiran, dan ekspresi yang dilakukan pengarang melalui interpretasi terhadap kehidupan yang direfleksikan melalui bahasa-bahasa pilihan. Sehingga, sumber penciptaanya berdasarkan kehidupan secara menyeluruh. Oleh karena itu, karya sastra menawarkan sejumlah nilai kehidupan, nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan, mengarahkan, dan meningkatkan kualitas hidup sebagai manusia. Kebermanfaatan inilah yang menjadikan perlu mengenal karya sastra demi kebermanfaatan bagi kehidupan.
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang bersifat fiksi. Berbeda dengan novel yang juga merupakan karya sastra bersifat fiksi, cerpen lebih padat dalam penyampaian ceritanya. kepadatan tersebut semakin menguatkan nilai-nilai dalam cerita tersebut.
Untuk memahami nilai-nilai di dalamnya, maka perlu melihat isinya dengan cara membedah karya tersebut melalui unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur instrinsik tersebut antara lain: judul, tema, plot, latar, penokohan, dan sudut pandang. Dari situlah kemudian ditarik garis besar kesimpulan keterkaitan antar unsur-unsur untuk menentukan makna baik tersurat maupun tersirat dari cerita yang disampaikan.
Rumusan Masalah
Dari pokok-pokok permasalahan diatas penulis menemukan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam jurnal artikel ini, diantaranya swbagai berikut: a) Bagaimana unsur Alur, penokohan dan amanat yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko, dan b) Apakah kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya  Tereshkova Ko bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Tujuan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui unsur alur, penokohan, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko, dan untuk mengetahui bahwa kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.

Manfaat
Melalui jurnal artikel ini diharapkan pembaca atau audien dapat mengetahui unsur Alur, amanat dan penokohan yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko, dan dapat menjadikannya sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
B.    Kajian Pustaka
1.    Pengertian Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang ada di dalam cerpen yang berfungsi untuk membentuk suatu cerpen.
Unsur instrinsik (instrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyanto, 2009: 23).
2.    Cara Mengidentifikasi Nilai Moral dan Nilai Sosial dalam Sebuah Cerpen
a.    Alur/plot
Adalah struktur penceritaan yang didalamnya berisi rangkaian peristiwa dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
1)    Alur maju, yaitu alur atau jalan cerita yang disusun berdasarkan urutan waktu (naratif) dan urutan peristiwa (kronologis).
2)    Alur mundur, yaitu alur atau jalan cerita yang mengembalikan cerita ke masa atau waktu sebelumnya.
3)    Alur campuran (flashback), yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal, dilanjutkan ke akhir cerita.


b.    Penokohan
Adalah cara pengarang menyajikan watak tokoh dalam cerita. Teknik penggambaran tokoh. Untuk menggambarkan sifat atau karakter seorang tokoh, pengarang menggunakan dua teknik. Kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.
1)    Teknik analitik, yaitu karakter/sifat dari tokoh cerita diceritakan secara langsung oleh pengarang.
2)    Teknik dramatik, yaitu karakter/sifat tokoh dikemukakan melalui penggambaran tertentu, misalnya fisik dan perilaku tokoh, lingkungan kehidupan, dialek bahasa, jalan pikiran, dan lewat gambaran tokoh lain.
Jenis penokohan Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, tokoh dibedakan menjadi tiga jenis. Jenis-jenis tokoh tersebut adalah protagonis, antagonis, dan tritagonis.
1)    Tokoh protagonist yaitu, tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh jenis ini biasanya berwatak baik, dan menjadi idola pembaca/pendengar.
2)    Tokoh antagonis Yaitu, tokoh yang menjadi penentang cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh yang menentang cerita. Tokoh jenis ini berwatak jahat, menyebabkan konflik, dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.
3)    Tokoh tritagonis Yaitu tokoh pembantu (penengah) baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis.
Cara menentukan watak dan sifat tokoh. Cara untuk menentukan watak tokoh adalah sebagai berikut.
1)    Tentukan pelaku-pelaku cerpen, baik protagonis, antagonis, dan tritagonis.
2)    Pikirkan dan rasakan dengan cermat watak, perilaku, kebiasaan, dan kondisi setiap pelaku.
3)    Simpulkan watak tiap pelaku melalui dialog, sikap, pembawaan, dan pola pikir dalam cerita.
c.    Amanat
Cara menentukan amanat adalah, dengan cara membaca keseluruhan cerita dan memahaminya, bila perlu bacalah berulang-ulang, setelah itu tentukan Tokoh utama yang mengalami kejadian/masalah, lalu tentukan masalah yang dihadapi tokoh utama tersebut. Biasanya amanat itu adalah hal yang ingin disampaikan oleh penulis agar kita melaksanakannya, amanat itu ada yg tersirat dan tersurat. kadang-kadang amanat mirip dengan tema.

3.    Pengertian Unsur Alur, Penokohan, dan Amanat
a.    Alur
Alur disebut juga jalan cerita. Wujudnya berupa peristiwa-peristiwa yang disusun saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Alur dirinci menjadi perkenalan, konflik/pertikaian, perumitan, klimaks, peleraian, dan penyelesaian.
Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian (KBBI, 2008).
b.    Penokohan
Penokohan disebut juga karakteristik, artinya bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh. Pelukisan watak tokoh harus sesuai dengan tema dan amanat.
Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166).


c.    Amanat
Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang. Amanat merupakan pemecahan pokok masalah dalam sastra. Hal ini penting sebab dapat memperkaya pengetahuan kita tentang hidup dan kehidupan, terlebih bagi karya yang bernilai sastra, karena dapat menambah nilai-nilai dan memberikan kepuasaan hidup secara rohani.
Secara umum amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar (KBBI, 2008).

C.    Metodelogi Penelitian
Metode Deskritif
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.

D.    Hasil dan Pembahasan Penelitian
1.    Tabel Analisis
No    Judul
Cerpen    Unsur Instrinsik    Bukti Pernyataan
        Alur    Penokohan    Amanat   
1.    Panggilan itu yang kutunggu    Alur Maju Mundur    Protagonis
a.Mbak Rini
b.Bang Ray
c.Si Mbok
d. Pak Idris
Antagonis
a.Reni
b.Reza    Jangan Pernah Menganggap Bahwa setiap Ibu Tiri Itu Jahat        Alur
Masih hangat dalam ingatan, aku berkenalan dengan mereka di restoran pizza delapan tahun yang lalu. Mereka masih anak-anak lincah dan lucu-lucu. Begitu aku melihat mereka aku langsung jatuh cinta, seperti aku mencintai ayah mereka. Dua taun yang sudah aku menjalin kasih dengan Bang Ray, seorang duda dengan dua orang anak.
    Tokoh Protagonis
a.Sudah kuduga, mereka menyambutku acuh tak acuh. “Ayo, anak-anak, kenalkan ini mbak sisi, teman papa” Mereka mengulurkan tangan dengan membuang muka . tapi dengan hati yang sabar aku sudah siap dengan kemungkinan ini.
b.Dengan suara yang lembut Sudahlah sisi Bang Ray yakin suatu saat mereka akan menyadari kekeliruan mereka.
c.Sudahlah, Bu jangan terlalu dipikirkan. Anak-anak memang begitu.”Si mbok menghibur sambil menemaniku didalam kamar”
d.Kan mau menjemput non Reni nanti takut nggak keburu Bu, kataku dengan nada lembut
    Tokoh Antagonis
a.Mau pakai mobil memangnya mau kemana, mau kesupermarket? Belanja mulu “ ujur Reni sekena dan seenaknya
b.Dengan santai Reza memperkenalkan sisi kesemua temannya. Kenalin ini, ini my step mom
    Amanat
Aku tulus mengasihi mereka. Aku tak plih kasih dengan anak kita, Aku memutuskan berhenti bekerja demi mereka, karna aku tau mereka membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu.
2.    Akankah semua terulang    Alur mundur    Protagonis
a.Ira
b.Oma
c.Tante
Antagonis
a.Tety
b.Mas Aji    Kesabaran dan Kerja keras yang nantinya membawa kita kedalam kebahagiaan        Alur
Ira mempunyai masa lalu yang kurang menyenangkan. Saat dia dilahirkan 27 tahun yang lalu, Ayahnya tidak menungguinya. Sebagai anggota brimob ayahnya sering mendapatkan tugas berpindah-pindah tempat kala itu ayahnya ditugaskan di sulawesi. Ibunya tidak bisa mendampingi mengingat usia kandunganya yang semakin membesar, Sampai waktunya untuk bersalin, ayahnya tidak dapat pulang
    Tokoh Protagonis
a.Aku sering menangis memikirkan nasibku. Bagaimana aku bisa belajar dengan baik kalau seharian aku sudah lelah mengerjakan sesuatu dirumah ini. Tapi, aku inget pesan Oma, Aku harus menjadi orang yang berhasil dan menjadi anak kebanggaan keluarga
b.Ingat Ira kamu harus raji belajar supaya kela menjadi orang yang sukses dan kamu harus tetap sayang keluarga
c.Tante akan selalu menjaga dan menerimamu kembali kalau kamu tidak betah di Yogyakarta
    Tokoh Antagonis
a.Apa-apaan, Ira! Anak sial” Ibu berteriak dan menarik tangan Ira , kalau begini, tidak bisa lagi kau tinggal di sini. Besok kamu harus kembali ke Jakarta! Dasar anak tak tau diuntung
b.Tolong pijitin leher Ayah. Ayah capek sekali. Beberapa saat kemudian tiba-tiba ayah memegang tanganku dan berkata boleh Ayah menciumm
    Amanat
Tahun berganti tahun aku dapat mewujudkan cita-citaku, kiniku sudah menyelesaikan S1-ku di Universitas Indonesia dan bekerja di bank.
3.    Merah Delima    Alur Maju    Protagonis
a.Merah Delima
b. Ibu
c.Ayah    Jangan pernah kamu menuruti semua Obsesi keingina dirimu sendiri, jika kamu tidak ingin  menyesal akhirnya         Alur
Kalau saja bisa, aku ingin mengganti namaku. Del, untung kamu nggak punya adik,” kata temanku dengan nada meledek, Makdusnya? Tanyaku  heran,
Bagaimana kalau kamu punya adik. Mungkin kebun buah-buahan bisa pindah kerumahmu. Ada mangga, jambu, pisang, seperti lagu yang sering kita dengar” Kenapa juga ibu dan bapak memberiku nama merah delima kaya nama buah saja, ( sebel).
    Tokoh Protagonis
a.Dengan nada yang lembut” cukup terharu juga aku mendengar kisah itu. Sejak saat itu tidak malu lagi memakai namaku.
b.Dengan nada lembut” Oh, panjang nak ceritanya, sewaktu Ibu hamil kamu dulu, tibalah waktu untuk tujuh bulanan, Kata orang harus bikin rujak memakai buah delima, Tapi ayahmu tidak menemukan buah delima. Ibu sempat kesal dibuatnya, untungnya acara syukuran berjalan dengan lancar
c.Sudahlah bu, nggak usah kesal begitu. Besok kalau anak kita perempuan, kita beri saja dia nama Delima, supaya kita nggak usah cari buah delima kemana-mana. Kan sudah ada, Baik kalau begitu ibu menambahkan nama merah ya, pak. Jadi Merah Delima
    Amanat
Tak ada lagi obsesi dalam hidupku selain mempunyai anak. Aku begitu antusias membuka lahan perkebunan buah delima untuk membantu para ibu agar mudah mendapkan buah delima sewaktu mengadakan tujuh bulanan, tetapi aku sendiri tidak pernah merasakan hal tersebut   karena aku belum pernah hamil.
4.    Mempelai Tanpa Hentis    Alur Maju    Antagonis
a.Istri
b.Suami    Jangan pernah kamu sesekali mengianti orang kamu sayangi, jika kamu tak ingin dihianati orang lain, lebih parah dari pada yang kamu lakukan        Alur
Pagi ini, di dalam kamar, aku baru saja mengaktifkan ponselku dan memebaca sms, dari kekasihku yang dikirim malam tadi pukul 02.01, sesaat setelah aku merampungkan pergulatanku yang sengit dengan istriku tercinta.
    Tokoh Antagonis
a.Aku lebih rela menjemput kekasihku di bandingkan dengan Istriku, Bahkan mau mengajak makan siang, samapai kemudian tidur seranjang
b.Aku tidak akan tinggal diam, Mas  jika kamu lebih nyaman dengan wanita lain mungkin, aku harus lebih parah dari kamu
    Amanat
Ampuni aku Mas, jika kamu mengianati aku, Aku tidak bisa tinggal diam.sampai-sampai anak yang sekarang ada di hadapan kamu itu, adalah bukan darah daging dari Mas.
5.    Aku sayang anak-anak    Alur Maju    Protagonis
a.Kiky
b.Mas irwin
c.Tito    Cintailah orang selalu ada untukmu di saat kamu kesusahan        Alur
Mobil yang kukendarai kuparkir di perkebunan teh, Sudah sebulan ini aku kerap pergi ke puncak. Aku menyukai tempat ini diman sejauh mata memandang pohon-pohon teh bak permadani hijau yang menawan memikat hatiku. Aku bisa menghabiskan hariku sambil melukis
    Tokoh Protagonis
a.Setiap saat kapan saja aku akan selalu menyayangi anak-anakku
b.Walaupun kamu hamil bukan karena aku, tapi aku akan bertanggung jawab, karena aku kasian sama anak kamu jika nantinya dia lahir tanpa kehadiran seorang ayah, dan terpenting mungkin dengan cara ini aku bisa membuktikan rasa cinta dan sayang aku pada kamu.
c.Dengan nada yang lembut”. Aku masih sayang kamu kiky, tapi aku harus bagaimana mungkin tuhan sudah tidak mengijinkan kita tuk hidup bersama lagi, karena sekarang kamu sudah ada yang punya
    Amanat
Apakah aku masih mencintainya? Sementara selam ini Mas irwin yang telah mengisi lembaran hidupku, melimpahkan cintanya padaku. Diam-diam aku juga mencintainya. Mas irwin bagai dewa penolong bagi aku dan anak-anakku. Jadi mulai sekarang aku akan selalu mencintainya.
6.    Anakku Berumur Tiga tahu    Alur Maju    Protagonis
a.Tina
b.Emak    Lebih baik bicara jujur dari Awal. dari pada berbohong karena dapat merugikan diri orang lain dan diri kamu sendiri        Alur
Sejak pertama melihat perempuan itu di stasiun kereta api Bojong gede, ada perasaan aneh yang kurasakan,aku merasa ibu dan entah apa, Setiap hari perempuan itu hilir mudik berjalan setiap panjang jalan stasiun seakan mencari sesuatu, Aku memperhatikan dari balik jendela kereta yang membawaku menuju Jakarta, tempatku bekerja
    Tokoh Protagonis
a.Ibu sakit” tanyaku. Ada nada cemas dalam pertanyaanku. Ini saya bawakan arem-arem buat Ibu, kataku sambil menyorongkan bungksan arem-arem dan air mineral
b.Walaupun Tina bukan anakku sendiri tapi aku akan menyayanginya sepenuh hati
    Amanat
Mak melihat ada seorang  bocah perempuan yang sedang menangis di pijik sana. Mak mendatanginya dan bertanya kenapa? Bocah itu tak menjawab. Bukanya Mak melapor kepetugas, melainkan Mak membawa bocah itu pulang  dan setelah itu Mak langsung berpindah rumah mengilangkan jejak. Maafkan Mak ya Tina, coba kalu Mak bicara jujur dari awal, Mak menyesal.
7.    Seia Setia    Alur Maju    Protagonis
a.Mas Ir
b.Tita    Hadapilah dengan rasa tenang dan Sabar semua masalah yang sedang kamu hadapi, karena jika kamu tidak begitu, Akibatnya akan merugikan diri kamu sendiri.        Alur
Sambil bernyanyi kecil kulangkahkan sepatuku dengan ringan, Ada hal yang penting yang ingin aku sampaikan pada tita, kekasihku, hal yang akan merubah hidupku Ya, aku akan melamarnya!
     Tokoh Protagonis
a.Bu, do’akan aku, semoga semuanya lancar, Sambil mencium tangan Ibu.”
b.Mas, aku sayang mas, Mas harus berjanji kalau kita akan selalu bersama disaat kita susah ataupun senang.
    Amanat
Tanpa pikir panjang, kubelokan mobilku berbalik arah tanpa sempat melihat kiri-kanan jalan. Mendadak...tut, tut, tut! Suara kelakson bus PATAS menghenyatkan aku.
“Tita, Kamu....?
“Sssst,,,,Tita menaruh telujuknya dimulutku.
“Kita sudah bersama Mas”
Tita membelai rambutku.
Kulihat sekeliling
Kenapa kita berada dalam taman ini lagi?
Di mana Ibu?
8.    Sari Sahabatku     Alur Maju    Protagonis
a.Rin
b.Sari
Tritagonis
a.Rosa    Jangan pernah menaruhkan semua masa depanmu ada di kota besar, karena semua itu tidak menjamin bahwa masa depanmu akan baik        Alur
Mataku sudah terpejam. Tapi aku juga belum tertidur. Tinggal hitungan jam, aku harus berangkat mengajar. Aku masih juga memikirkan surat dari Ibu yang kuterima tadi siang
    Tokoh Protagonis
a.kuambil air wudu dan aku segera shalat. Aku memohon petunjuk pada tuhan agar aku dapt bertemu dengan sari “Lapangkan jalanku. Ya allah, agar aku dapat mewujudkan keinginanku ini, Amien.”
b.”Sari!” panggil ibu dan bapak Sari serempak.
Ibu, Bapak, maafkan aku.” Sari mencium kaki kedua orang tuannya
Tokoh Tritagonis
a.Rin, rasanya sudah waktunya Sari dibawa kerumah sakit” kataku cemas.
    Amanat
Sari, bagaimana kabarmu? Kamipun berpelukan.
Bagaiman kamu bisa menemukan aku di sini” 
 Jawabku.”Kenapa kamu jadi seperti ini?
Dengan gugup Sari menjawab, sudahlah mungkin semua ini kesalahan terbesar aku, harus mengandung tanpa ad seorang laki-laki yang mau bertanggung jawab.
9.    Senyum Perempuan    Alur Maju    Protagonis
a.Ibu
Tritagonis
a.Narto
b.Bu Tanto
c.Mira
Antagonis
a.Basuki    Ingat sebuah penyesalan itu tidak akan pernah datang dari awal        Alur
Perempuan, aku benci perempuan, kecuali Ibu aku. Senyum perempuan bisa membuat hati sejuk tapi bisa juga menjadi bencana. Adam juga di surga digoda Hawa yang juga perempuan.
Perempuan sangatlah lihai. Dia bisa membuat dunia tertawa sekaligus menangis.
    Tokoh Protagonis
a.Bukan begitu, Nak. Ibu semakin tua. Siapa yang akan merawatmu nanti? Lagi pula Ibu ingin menimang cucu.” Ibu beujar dengan penuh rasa sabar
Tokoh Antagonis
a.Okay, okay, tapi tidak semua perempuan itu sama, bersabarlah, mungkin kamu belum menemukan sosok perempuan yang bisa merubah hidupmu.
b.Mbakyu, Nak Bas. Kenalkan ini keponakan Ibu. Kemarin baru datang dari Solo,” Sambil tersenyum
c.Terserah Mas Bas saja,mau main kemana  Asalkan Mira akan baik-baik saja,” Sambil tersenyum manis
Tokoh Antagonis
a.Jujur saja, Aku muak dengan yang namanya perempuan. Aku benci dengan yang namanya perempuan.
    Amanat
Aku menyesal telah salah menilai perempuan. Buatku, Mira adalah segalanya. Sama seperti Ibu. Aku sungguh mencintainya.
Mengapa terlalu cepat dia pergi di usia 34 tahun? Aku tetap bersyukur dapat merasakan kebahagiaan ini.
10.    Dari Zaman Nabi    Alur Maju    Protagonis
a.Mbak
Antagonis
a.Arina    Kesibukan dan Aktifitas mu yang tidak penting yang nantinya akan membuat orang-orang sayang padamu menjauh.        Alur
Belakangan ini Arina jadi sering pergi kesalon, ke pengobatan Alternatif, bahkan sampai ke orang pintar untuk berkonsultasi. Itu semua dia lakukan hanya untuk menambah kepercayaan dirinya. Dia sering menyalahkan diri.  Jiwanya sudah sakit.
Sebagai kakanya aku hanya bisa menahan uneg-unegnya sebelum kemudian menasehatinya.
Tokoh Protagonis
A”Coba Arina, kamu ubah kebiasaanmu yang barang kali kurang berkenan duhati suamimu. Kurangi aktivitasmu du sekolah anak-anakmu. Kurangi jalan-jalan ke mal,shopping. Carilah kesibukan yang lebih positif. “ujarku sambil tersenyum dengan nada yang lembut.
Tokoh Antagonis
a.Mbak, sih bisa ngomong gampang seperti itu. Kita tuh harus mengikuti perubahan Zaman Mbak. “ujar Arina dengan nada yang tinggi dan keras.
Amanat
Aku jadi tersadar, barang kali benar Mbak bilang, Aku terlalu sibuk di sekolah. Aku tak mau seperti Aan temanku, Aku bersyukur suamiku masih di sampingku. Aku akan coba belajar menerima suamiku apa adanya.
11.    Si Itik Buruk Rupa di Tengah Sekawan Gagak,Serigala, dan Buaya     Alur Maju    Protagonis
a.Devi
b.Tin    Hadapilah semua kenyataan hidupmu, baik itu susah ataupun senang. Kita tidak boleh menyerah atas apa yang harus kita hadapi. Karena kita tau, tuhan mempunyai cara sendiri untuk lebih mencintai dan menyayangi umatnya.        Alur
Devi berasal dari sebuah kelurga besar. Dia di lahirkan dari kelurga yang menurutku unik. Karena kesemua saudaranya perempuan, Devi merupakan anak tengah dari tujuh bersaudara.
Tokoh Protagonis
a.Tin,walaupun semua saudaraku tidak pernah menganggap kehadiranku, tapi aku akan slalu berusaha menjaga perasaan saudara-saudara gue.
b.Mungkin, saudara-saudara kamu nggak pernah mengerti apa yang kamu inginkan, makanya kalian nggak pernah bisa akur,” jawabku sambil tersenyum dengan nada yang lembut.
    Amanat
45 hari sudah Devi meninggalkanku, kini tinggalkan batu nisan bertuliskan namanya. Devi, namamu tak seindah hidupmu, Mungkin, tuhan lebih menyayangimu dengan cara seperti ini.

2.    Apakah Kumpulan Cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova KoBisa dijadikan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di Tingkat SMA/sederajat?
Kumpulan Cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko sangat cocok untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA, karena didalam kumpulan cerpen tersebut, hampir semua ceritanya memceritakan kehidupan dan bagaimana perilaku anak-anak SMA. Didalamnya juga terdapat beberapa  bahan ajar yang dapat di ambil dan dipelajari oleh para pembaca terutama anak-anak seusia SMA.  
E.    Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: a) Alur dalam kumpulan cerpen Karya Tereshkova Ko, kebanyakan menggunakan Alur maju, b) Tokoh, dalam cerita tersebut kebanyakan tokoh Antagonis dan Protagonis, c) Amanat yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko kebanyakan mengandung pesan-pesan yang sangat berguna bagi kehidupan kita khususnya bagi kehidupan anak-anak remajas, dan d) Kumpulan cerpen “Maka Aku Setia” karya Tereshkova Ko sangat cocok untuk pembelajaran sastra di tingkat SMA karena isi ceritanya menceritakan semua tentang apa-apa saja yang terjadi pada kehidupan anak sekolah terutama tingkat SMA.
2.    Saran
Dalam menganalisis sebuah cerpen sebaiknya kita mempelajari unsur-unsur yang ada didalamnya terlebih dahulu. Selain mempelajari unsur-unsur yang ada di dalam, kita juga harus mempelajari unsur-unsur pendukung dari luarnya, seperti nilai-nilai yang terdapat dalam cerita tersebut.
F.    Daftar Pustaka
Batuah, Malin. 2012. Unsur Ekstrinsik Cerita (Cerpen/Novel). http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/. 14 April 2012.
Cantika, Putri. 2011. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Sebuah Cerpen. http://putricaantika.blogspot.com/. 07 November 2011.
KBBI. 2008. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia.
Ko, Tereshkova. 2005. Maka Aku Setia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ramadhani, Rachma. 2013. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Cerpen. http://rachmaramadhani.blogspot.com/. 18 Mei 2013.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.
Yusransyah, Muhammad. 2012. MENDISKUSIKAN UNSUR INTRINSIK (PENOKOHAN DAN ALUR) DALAM CERPEN. http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/. 14 September 2012.

jurnal artikel : ANALISIS UNSUR PENOKOHAN, ALUR DAN SUDUT PANDANG PADA NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

ANALISIS UNSUR  PENOKOHAN, ALUR DAN SUDUT PANDANG PADA NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR
Lusy Fitriyani
B1C110040
Abstrak  Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur penokohan, alur dan sudut pandang dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Sedangkan alur adalah jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara beruntun atau rangkaian antar peristiwa lakuan dalam cerita. Dan sudut pandang, adalah posisi pengarang dalam membawakan ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut (pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita). Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis.  Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bersifat observasi yaitu dengan cara memperoleh data dengan meneliti dan menganalisis. Sumber data adalah novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” cetakan ke-15 dan artikel-artikel dari internet. Teknik pengumpulan data menggunakan menggunakan teknik dokumentasi sebuah novel yang berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dengan cara membaca novel, mentukan gagasan utamanya dan menuliskan tokoh dan watak tokoh juga mengetahui alur yang berada dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar ingin menyampaikan perjuangan seorang remaja melawan penyakit kanker ganas (Rabdomiosarcoma), tetapi memiliki semangat tinngi untuk hidup.Dan juga menyampaikan nilai-nilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi para pembaca dengan menghidupkan isi cerita di dalamnya, sehingga dapat menjadi lebih hidup dan menambah variasi serta menghindari hal-hal yang bersifat monoton yang dapat membuat pembaca bosan.
Kata kunci: unsur penokohan, alur, sudut pandang

Pendahuluan
Karya sastra di Indonesia sudah mulai digemari remaja pada masa kini, termasuk karya sastra novel. Novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang mengangkat permasalahan yang kompleks dan luar biasa dari kehidupan tokoh-tokohnya. Pengetahuan akan unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.
Dalam dunia fiksi kadang ada sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat, karena memang dengan istilah seorang penyair menuangkan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya sastra. Dari sinilah disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan dari proses pemikiran  pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik.
Disamping itu, pengetahuan akan unsur-unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya sastra, pengetahuan kita akan dangkal dan hanya terkaan saja sifatnya, jika pengetahuan dengan cara demikian, maka maksud dan makna yang disampaikan pengarang kemungkinan tidak akan tertangkap oleh pembaca. Unsur-unsur karya sastra tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam tubuh karya sastra itu sendiri yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berbeda diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman.
Disini akan dibahas mengenai unsur penokohan, alur dan sudut pandang dari novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar. Isi dari novel ini adalah bukan hambatan seseorang untuk bersekolah meskipun dia mempunyai penyakit yang sangat berat.Berdasarkan inilah penulis tertarik untuk menganalisis unsur yang berada didalamnya.
1.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam analisis ini adalah bagaimana unsur penokohan, alur dan sudut pandang yang terdapat dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar, dan apakah novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dapat dijadikan bahan ajar di jenjang SMP/sederajat.
2.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur penokohan, alur dan sudut pandang yang terdapat dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dan untuk mengetahui bahwa novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar bisa dijadikan bahan ajar dijenjang SMP/sedarajat.
3.    Manfaat
Melalui jurnal ini semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca untuk mengetahui unsur penokohan, alur dan sudut pandang yang terdapat dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dan dapat dijadikan bahan untuk pembelajaran dijenjang SMP/sederajat dan juga dapat  memberikan kontribusi kepada mahasiswa.
Tinjauan Pustaka
Novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang mengangkat permasalahan yang kompleks dan luar biasa dari kehidupan tokoh-tokohnya. Pengetahuan akan unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.
Pengetahuan akan unsur-unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya sastra, pengetahuan kita akan dangkal dan hanya terkaan saja sifatnya, jika pengetahuan dengan cara demikian, maka maksud dan makna yang disampaikan pengarang kemungkinan tidak akan tertangkap oleh pembaca. Unsur-unsur karya sastra tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam tubuh karya sastra itu sendiri yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berbeda diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman.
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menyebutkan secara langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melaui penggambaran oleh tokoh lain.
Cara menganalisisnya, bagaimana perilakunya dalam cerita, bagaimana tokoh tersebut berbicara tentang dirinya sendiri, pahami jalan pikirannya lalu bagaimana tokoh tersebut menghadapi masalah yang ada dan apa yang dikatakan oleh tokoh tersebut.
Sedangkan alur adalah jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara beruntun atau rangkaian antar peristiwa lakuan dalam cerita. Jenis-jenis alur :
1.    Alur maju
Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal ke akhir kronologis.
2.    Alur mundur
Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari akhir ke awal.
3.    Alur campuran
Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
    Cara menganalisisnya, pahami dan cermati jalannya cerita, lihat urutan peristiwa dalam cerita novelnya.Lalu lihat dan tulis kapan cerita itu dimulai dan diakhiri, jika cerita diawali dari waktu lalu menuju waktu sekarang, berarti cerita tersebut beralur maju, demikian sebaliknya.
Untuk sudut pandang, adalah posisi pengarang dalam membawakan ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut (pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita).
Sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu:
1.    Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita.Ia terlibat dalam cerita, bisa tokoh utama ataupun tokoh pembantu. Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata ganti “aku” dalam cerita.
2.    Sudut pandang orang ketiga
Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di luar cerita.Artinya dia tidak terlibat dalam cerita.Pengarang berposisi seperti dalang atau pencerita saja.Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata “dia” atau “nama-nama tokoh”.
Cara menganalisis sudut pandang berkaitan dengan penceritaan penulis, jika pengarang memakai istilah aku untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri maka itu sudut pandang orang pertama, dan bila memakai istilah dia, berarti itu adalah sudut pandang orang ketiga.
Metodologi Penelitian
1.    Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis.  Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang bersifat observasi yaitu dengan cara memperoleh data dengan meneliti dan menganalisis.
Data yang berhasil dikumpulkan baik melalui kepustakaan maupun pengamatan didisusun berdasarkan metode deskriptif .
2.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi sebuah novel yang berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dengan cara mengapresiasi karya tersebut. Langkah-langkah dalam mengapresiasi novel tersebut adalah:
•    Membaca novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dengan tujuan untuk mendeskripsikan karya tersebut.
•    Menentukan gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar.
•    Menuliskan tokoh dan watak tokoh yang berada dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar.
•    Menentukan sudut pandang yang berada dalam novel “ Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar.
Hasil dan Pembahasan Penelitian
    Sinopsis Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar
Surat Kecil Untuk Tuhan adalah novel yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang gadis remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika yang dipanggil Keke.Dia gadis cantik, pintar yang menjadi penderita kanker jaringan lunak.
Kanker itu menyerang wajahnya yang cantik dan menjadikannya seperti monster, bahkan dokter pun mengatakan kalau hidupnya tidak akan lama lagi. Tak mau menyerah, sang Ayah terus berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian. Perjuangan sang Ayah menyelamatkan putrinya begitu mengharukan, Keke yang menyadari hidupnya akan berakhir kemudian menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan.
Tuhan memberikan anugerah dalam hidup Keke, dia mampu bertahan bersama kanker itu selama tiga tahun lamanya walau pada akhirnya ia menyerah.
Ini adalah Surat Kecil Untuk Tuhan yang ditulis oleh Keke :
Tuhan …
Andai aku bisa kembali
Aku ingin tidak ada tangisan di dunia ini.   

Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.

Tuhan …
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu?

Tuhan. . .
Bolehkah aku meminta satu hal kecil pada-Mu?

Tuhan. . .
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan. . .
Ijinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa
menjadi wanita seutuhnya.

Tuhan. . .
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
Kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan. . .
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
Kepada siapapun yang mengenalku…
Tuhan. . .
Surat kecilku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…

Ke dunia yang Kau berikan padaku. .

    Tabel Analisis
No.    Surat Kecil Untuk Tuhan    Hasil Analisis    Bukti Pernyataan
1.























































































































2.








































3.



    Penokohan






















































































































Alur








































Sudut Pandang







    •    Keke
Tokoh utama yang berperan sebagai  “Aku”. Dia baik, pandai, aktif, penyabar, dan kuat dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.
•    Ayah Keke
Penuh kasih sayang, bijaksana, penyabar, dan penuh perhatian










•    Kak Kiki
Perhatian, penyayang, namun terkadang ia iseng.





•    Kak Chika
Giat






•    Ibu
Penyayang dan penyabar. Namun setelah perceraiannya dengan ayah, jarak yang memisahkan Keke dan Ibunya.








•    Andi
Pehatian dan Penyayang.






•    Pak Iyus
Penyayang dan sangat setia pada keluarga Keke. Baik, penyabar, perhatian terhadap Keke.

•    Sahabat-sahabat Keke (Fadha, Maya, Shifa, Idha, Andhini)
Baik, setia menemani Keke disaat-saat terakhir Keke dan juga setia kawan.

•    Bibi
Seorang pembantu rumah tangga yang baik dan perhatian kepada Keke.









•    Angel
Sombong dan suka mengejek teman.











•    dr. Adi Kusuma
Seorang Dokter yang pertama merawat Keke ketika Keke sakit. dr.Adi sangat perhatian dan baik merawat Keke.











•    Prof.Mukhlis
Profesor yang ahli dalam bidang kanker. Prof Mukhlis berjuang keras dalam mengatasi penyakit kanker Keke




Maju








































Orang Pertama (Aku)    Hal 123: “Ayah jangan meminta maaf, karena Keke telah ikhlas menerima semua cobaan ini.. Keke kuat aja. Ayah juga harus kuat.. Dan kita sama-sama hadapi semua ini sebagai kasih sayang Tuhan sama Keke!!”.

Hal 20:
Ayah sangat bijaksana. Aku bangga padanya, karena selain berperan sebagai ayah, ia juga berperan sebagai ibu yang baik untukku. Ia mengayomiku, mengurus segala keperluanku, sehingga terkadang aku lupa kalau aku hanya mempunyai satu orang tua saja dalam keluargaku. Saat pulang ke rumah bersama kak Putri, Ayah berpesan kepadaku…..
“Keke, sekarang kamu sudah dewasa. Berarti kamu harus bisa menjaga diri dengan baik…. Ingatlah terus pesan ayah.” Nasehat Ayah kepadaku.
Hal 5:
Sedangkan Kiki, kakakku yang ke-dua adalah orang yang paling aku andalkan dalam segala hal. Bila aku lapar, dia suka memasak untukku. Bila aku kesepian, dia akan menemaniku. Dan bila aku kesulitan mengerjakan tugas dari sekola, ia akan mengajarkan aku.

Hal 5:
Chika adalah kakak tertuaku. Dia lebih tua 8 tahun dari aku. Saat ini selain kuliah, dia juga bekerja di salah satu Free Magazine di Jakarta. Tentu saja dia adalah kakak kebanggaanku karena ia dapat membagi waktu antara kuliah dan bekerja tanpa merepotkan orangtua kami.

Hal 47:
“Ibu….” Teriakku.
Ibu langsung naik kembali dan memelukku.
“ Keke sakit ya? Maaf ya, ibu baru bisa datang sekarang..”
“ Gapapa. Ayah uda jaga aku dengan baik.”
Kami bicara sejenak tanpa membahas sedikitpun tentang penyakitku di kamar. Ibu mengelus dahiku yang terasa sakit agar membaik. Aku rindu padanya tapi tidak dapat memintanya berada disampingku.

Hal 73:
Andi memberikan aku obat dan aku pun meminumnya untuk pertama kali sejak dua hari lalu pulang dari Banten.
“ Andi..”
“ Ya, Keke..”
“ Terima kasih ya..”

Hal 190:
Sebagai gantinya, pak Iyus menemani aku dalam menghadapi ujian.
Dengan menggendongku, Pak Iyus mengantarkanaku sampai duduk di kursi ujian.
Dapat dilihat dari Bacaan Hal 160:
“Untuk sahabat kami, Keke. Kami selalu ada dihatimu. Dan selalu bersamamu untuk selamanya. Disisni kami menunggumu untuk kembali.”



Hal 27:
Tiba-tiba bibiku terlihat sibuk sendiri mondad-mandir mencari obat di kamarku. Dia kemudian bertanya padaku, “Ke..kamu liat nggak obat tetes mata? Setau bibi kamu kan yang terakhir pakai. Di kotak P3K nggak ada soalnya.”
“Coba bibi cek di laci meja belajar! Seinget keke ada disana….” Ujarku santai sambil berbaring di ranjang.
Bibi menemukan obat itu lalu segera keluar menuju kamar kakakku, Kiki.

Hal 31:
“ Wow… sejak kapan di sekolah kita ada trendsetter. Boleh berkacamata hitam di kelas!” kata Angel pada sahabatnya Lia.
“ Haha… Bagus tuh. Makanya bikin trensetter baru. Besok-besok loe jangan mau kalah pake kacamata biru dong, Ngel!” Jawab Lia.
“Maunya sih.. Tapi kan gua nggak lagi sakit mata. Hehehe….” Ledek Angel yang disambut dengan tawa oleh sahabat-sahabatnya.

Hal 35-36 :
“Jadi, Keke kenapa dok? Kok sakit mata sampe mimisan gitu?” “Hmm.. Sampai sejauh ini sih saya kira Sinus. Tapi belum tau juga kalau belum di Ronsen. Sekarang saya tulis resep aja. Kalau bisa sih Keke jangan sekolah dulu selama proses pengobatan..”
“Tuh denger nggak, Ke? Jangan sekolah dulu.”
“Iya..” Jawabku singkat.
“Obat ini diminum dulu secara teratur selama 5 hari. Bila tidak ada perubahan, saya akan buat surat pegantar ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan). ”Ujar dokter Adi Kusuma.

Hal 115:
“Kita coba lakukan hal yang sama, yaitu dengan proses kemoterapi satu seri lagi,dilanjutkan dengan  radioterapi dengan disinar. Jika ini belum berhasil maka akan saya diskusikan dengan teman-teman saya di Universitas Indonesia. Kita bedoa saja, semoga cara ini berhasil.” Kalimat pesimis dari Prof Mukhlis.

•    Pengenalan
Keke adalah seorang anak yang cantik dan pandai, ia aktif dalam berbagai ekstrakulikuler di sekolah. Dia memiliki banyak teman dan memiliki keluarga yang sangat bahagia meskipun ayah dan ibunya sudah bercerai. Dia memiliki penyakit kanker ganas. Namun dia tetap tabah dan bahagia menjalani hidupnya.
•    Pemunculan Konflik
Berawal dari sakit mata yang dialami kak Kiki. Lalu Keke pun sakit mata. Dan ia hanya menyangka bahwa ia juga tertular. Namun ternyata mata Keke semakin membesar. Dan setelah diperiksa ternyata dia menderita kanker ganas.
•    Konflik Memuncak
Lama kelamaan penyakit itu semakin ganas dan melemahkan tubuh Keke. Namun ayahnya tetap berusaha mencari pengobatan terbaik untuk Keke. Dan akhirnya Keke dipertemukan dengan seorang profesor yang hebat. Keke diobati dengan cara kemoterapi. Cara ini berhasil, meski Keke harus merasakan sakit dan rambutnya rontok luar biasa.
•    Penurunan Konflik
Akhirnya kanker itu hilang. Namun kanker itu datang lagi. Dan ayah Keke tetap berusaha untuk menyembuhkannya. Keke pun berusaha untuk tetap ceria agar orang-orang yang dia cintai tidak merasakan kesedihan.
•    Penyelesaian
Setelah berusaha semaksimal mungkin, dan hasilnya pun menyedihkan. Dengan hati yang berat ayah Keke mulai merelakan jika Keke harus pergi. Setelah beberapa hari koma di rumah sakit, Keke sempat terbangun untuk mengucapkan kata terakhirnya. Dan setelah itu dia tertidur lagi untuk selamanya. Dan tak lama harum bunga melati tercium diruangan rumah sakit yang Keke tempati.

Hal 5 :
Hai sobat,, kenalkan. Namaku Gita Sesa Wanda Cantika. Terlalu panjang ya.. Ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki,namanya juga dipersingkat saja. Panggil mereka Chika yang tampan dan Kiki yang manis. Hehehe…. Jadi diantara keluarga ku, aku adalah anak perempuan satu-satunya.

    Apakah Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar Bisa dijadikan Bahan Pembelajaran Sastra di Tingkat SMP/sederajat?
Novel ini dapat dijadikan bahan ajar ditingkat SMP, karena didalamnya mengandung unsur pendidikan yang begitu tinggi. Disini dapat dicontoh sosok Keke yang bersemangat tinggi untuk bersekolah meskipun dia dalam keadaan sakit yang begitu dahsyat.
Ini sangat cocok untuk dijadikan suatu bahan bagi siswa, bahwa bukan alasan mereka yang berkehidupan normal/sehat untuk tidak bersekolah.
Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Unsur penokohan, alur dan sudut pandang dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar berdasarkan hasil analisis yaitu:
a.    Penokohan
Keke sebagai tokoh utama dia baik, pandai, aktif, penyabar, dan kuat dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.Ayah Keke penuh kasih sayang, bijaksana, penyabar, dan penuh perhatian. Kak Kiki perhatian, penyayang, namun terkadang ia iseng. Kak Chika giat, Ibu penyayang dan penyabar.Andi perhatian dan penyayang, Pak Iyus penyayang dan sangat setia pada keluarga Keke.Sahabat-sahabat Keke (Fadha, Maya, Shifa, Idha, Andhini) baik, setia menemani Keke disaat-saat terakhir Keke dan juga setia kawan.BibiSeorang pembantu rumah tangga yang baik dan perhatian.Angel dombong dan suka mengejek teman.dr. Adi Kusuma  seorang Dokter yang pertama merawat Keke ketika Keke sakit. dr.Adi sangat perhatian dan baik merawat Keke dan Prof.Mukhlis, Profesor yang ahli dalam bidang kanker. Prof Mukhlis berjuang keras dalam mengatasi penyakit kanker Keke.
b.    Alur
Alur maju meliputi tahap pengenalan, pemunculan konflik, konflik memuncak, penurunan konflik dan penyelesaian.
c.    Sudut pandang
Menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”.
2.    Saran
a.    Saran kepada mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dalam membaca novel memperhatikan nilai-nilai positif antara lain tentang semangat, tekad, perilaku pantang menyerah untuk selalu memperjuangkan cita-cita dan jangan mencontoh apabila novel tersebut mempunyai nilai yang negatif. Nilai-nilai positif tersebut dapat menjadi dasar bagi mahasiswa untuk menerapkannya dalam berperilaku di kehidupan bermasyarakat.


b.    Saran kepada pembaca karya sastra          
Pembaca karya sastra sebaiknya mengambil nilai-nilai positif dalam karya sastra yang telah dibacanya dalam kehidupan di masyarakat. Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” adalah novel yang bagus dan berkualitas, sehingga tidak ada salahnya jika membaca novel tersebut.
c.    Saran kepada peneliti lain
Pada analisis ini, penulis mempunyai banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis lain  terus meningkatkan analisisnya dalam bidang sastra khususnya novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar secara lebih mendalam dengan bentuk analisis yang berbeda karena novel tersebut termasuk novel yang bagus dan berkualitas. Semoga jurnal analisis ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa dan juga pembaca. Tentunya jurnal ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing, penulis meminta masukannya demi perbaikan jurnal ini di masa yang akan datang. 
Daftar Pustaka
Davonar, Agnes. 2008. Surat Kecil Untuk Tuhan. Jakarta : Inandra Published.
Luxemburg, Jan Van, Bal Mieke, Weststeijn, Willem G. 1991.  Tentang Sastra. Jakarta : Intermasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wellek, Rene & Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia
Andraini, Sri Purwati. 2012. NOVEL. http://riandraini.blogspot.com/. 15 November 2012.
Arsela, Dila. 2012. Makalah Menjelaskan Unsur Intrinsik Novel. http://halisu.blogspot.com/.  05 April 2012.
Aurelius, Vaqne. 2011. Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Indonesia. http://bahasaindonesia-ringkasanpelajaran.blogspot.com/. 27 Agustus 2011.
Huki, Luci. 2013. Unsur intrinsik novel. http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/.  25 Mei 2013.
Indarto, Danang. CONTOH JURNAL PENELITIAN. http://faceblog-riekha.blogspot.com/. 30 November 2012.
Indonesiasmpkps. 2008. Unsur-unsur Intrinsi Novel. http://indonesiasmpkps.wordpress.com/. 11 Maret 2008.
Natali.2010. Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel Indonesia. http://natalidopengasih.wordpress.com/. 19 Mei 2010.




jurnal artikel : ANALISIS UNSUR TEMA, AMANAT, DAN LATAR TERHADAP NOVEL “TEXAS SPLENDOR” KARYA LORRAINE HEATH

ANALISIS UNSUR TEMA, AMANAT, DAN LATAR TERHADAP NOVEL “TEXAS SPLENDOR” KARYA LORRAINE HEATH

Rini maya sari
B1C110051

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS BALE BANDUNG

Abstrak Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur tema, amanat dan latar dalam novel “Texas Splendor”. Tema merupkan gagasan pokok cerita yang diangkat pengarang dalam novelnya, Tema dapat mengangkut segala persoalan di kehidupan. Amanat adalah Ia mencakup pesan yang disampaikan novel tersebut. Latar merupakan tempat dimana sebuah potongan cerita berlangsung. Ia bisa dijelaskan secara langsung atau melalui dialog para tokohnya. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bersifat observasi yaitu dengan cara memperoleh data dengan meneliti dan menganalisis. Dalam analisis novel ‘Texas Splendor” karya Lorraine Heath ini banyak mengandung amanat buat si pembaca bahwa kita tidak boleh menuduh orang tanpa bukti terlebih dahulu, karna akan menyebabkan orang lain rugi karna orang lain yang salah menanggung akibatnya jadi gambaran buat kita bahwa cinta dan pengorbanan bisa mengalahkan segalanya  terlebih dari isi novel tersebut.
Kata kunci: analisis, novel, unsur instrinsik, tema, amanat, dan latar.

A.    Pendahuluan
Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil‟ dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa‟. (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2005: 9). Dalam bahasa Latin kata novel berasal novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis lain, novel ini baru muncul kemudian (Tarigan, 1995: 164).Pendapat Tarigan diperkuat dengan pendapat Semi (1993: 32) bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
Novel yang diartikan sebagai memberikan konsentrasi kehidupan yang lebih tegas, dengan roman yang diartikan rancangannya lebih luas mengandung sejarah perkembagan yang biasanya terdiri dari beberapa fragmen dan patut ditinjau kembali. Batos (dalam Tarigan, 1995: 164) menyatakan bahwa novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan yang lain dari suatu tempat ke tempat yang lain. Nurgiyantoro (2005: 15) menyatakan, novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen, sedangkan roman atau romansa lebih bersifat puitis.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa novel dan romansa berada dalam kedudukan yang berbeda. Jassin (dalam Nurgiyantoro, 2005: 16) membatasi novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai sesuatu episode. Mencermati pernyataan tersebut, pada kenyataannya banyak novel Indonesia yang digarap secara mendalam, baik itu penokohan maupun unsur-unsur intrinsik lain. Novel oleh Sayuti (2000: 7) dikategorikan dalam bentuk karya fiksi yang bersifat formal. Bagi pembaca umum, pengategorian ini dapat menyadarkan bahwa sebuah fiksi apapun bentuknya diciptakan dengan tujuan tertentu.
Dengan demikian, pembaca dalam mengapresiasi sastra akan lebih baik. Pengategorian ini berarti juga bahwa novel yang kita anggap sulit dipahami, tidak berarti bahwa novel tersebut memang sulit. Pembaca tidak mungkin meminta penulis untuk menulis novel dengan gaya yang menurut anggapan pembaca luwes dan dapat dicerna dengan mudah, karena setiap novel yang diciptakan dengan suatu cara tertentu mempunyai tujuan tertentu pula.

Penciptaan karya sastra memerlukan daya imajinasi yang tinggi. Menurut Junus (1989: 91), mendefinisikan novel adalah meniru ”dunia kemungkinan”. Semua yang diuraikan di dalamnya bukanlah dunia sesungguhnya, tetapi kemungkinan-kemungkinan yang secara imajinasi dapat diperkirakan bisa diwujudkan. Tidak semua hasil karya sastra harus ada dalam dunia nyata, namun harus dapat juga diterima oleh nalar.
Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Sebagian besar orang membaca sebuah novel hanya ingin menikmati cerita yang disajikan oleh pengarang. Pembaca hanya akan mendapatkan kesan secara umum dan bagian cerita tertentu yang menarik. Membaca sebuah novel yang terlalu panjang yang dapat diselesaikan setelah berulang kali membaca dan setiap kali membaca hanya dapat menyelesaikan beberapa episode akan memaksa pembaca untuk mengingat kembali cerita yang telah dibaca sebelumnya. Hal ini menyebabkan pemahaman keseluruhan cerita dari episode ke episode berikutnya akan terputus.Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata, tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan.

Rumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut: a) Bagaimana unsur tema, latar dan amanat yang terdapat dalam novel “Texas Splendor” karya Lorraine Heath, dan b) Apakah novel “Texas Splendor” karya Lorraine Heath bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur tema, latar dan amanat yang terdapat dalam novel “Texas Splendor” karya Lorraine Heath dan untuk mengetahui bahwa novel “Texas Splendor” karya Lorraine Heath bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Manfaat 
Melalui jurnal artikel ini diharapkan pembaca atau audien dapat mengetahui unsur nilai budaya dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel “Texas Splendor” karya LorraineHeath, dan dapat menjadikannya sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.

B.    Tinjauan Pustaka
1.    Pengertian Unsur Instrinsik
Salah satu yang penting adalah unsur intrinsik novel. Unsur ini melingkupi beberapa hal yang penting untuk diperhatikan seorang penulis novel. Sebab jika unsur tersebut dikemas dengan baik, maka pembaca akan larut dalam cerita tanpa merasakan sebuah kejanggalan. Seorang penulis novel yang sukses sudah pasti memahami hal tersebut. Jika Anda seorang penulis pemula dan belum mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik, pembahasan berikut tentu akan sangat membantu Anda. Silahkan simak uraiannya.
Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah hal-hal yang keberadaanya wajib di dalam sebuah novel. Jika ekstrinsik lebih kepada opsional, maka unsur intrinsik novel tak boleh luput jika tidak maka tulisan tersebut tak layak disebut novel. Unsur intrinsik ini mencakup beberapa hal.


2.    Cara Mengidentifikasi Unsur Instrinsik
a.    Tema
1)    Baca keseluruhan cerita dan memahaminya, kalau perlu baca berulang-ulang.
2)    Tentukan tokoh utama yang mengalami kejadian/masalah, lalu tentukan masalah yang dihadapi tokoh utama tersebut dan biasanya temanya berkaitan dengan permasalahan.
3)    Tulis hal-hal yang dibicarakan dalam cerita,baik itu tersirat maupun tersurat hal yang paling banyak dibicarakan biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema
b.    Latar/Setting
Kapan dan dimana cerita itu berlangsung,.
Latar Waktu
1)    Siang hari_Contoh kalimat : “Kita tunggu aja sampai jam 11 siang mudah-mudahan ada 1 siswa lagi yang mendaftar”.
2)    Pagi hari_Contoh kalimat : “Persis pada saat matahari terbit mereka bergegas pergi ke sekolah Muhammdiyah”.
Latar Tempat
1)    Di sekolah_Contoh kalimat : “Borek lagi tidur tuh di kelas”. Sahut  Lintang.
2)    Di bawah Pohon_Contoh kalimat : “Pohon ini begitu teduh rek, mudah-mudahan emosi kau bisa seperti ini”. Oceh Lintang.
3.    Analisis Unsur tema,setting dan amanat
a.    Tema
Tema merupakan gagasan pokok cerita yang diangkat pengarang dalam novelnya. Tema dapat menyangkut segala persoalan di kehidupan. Antara lain masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, keagamaan, dan sebagainya.
Hartoko & Rahmono (Nurgiyanto, 2009: 68), Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita. Tema, walau sulit ditentukan secara pasti, bukanlah makna yang “disembunyikan”, walau belum tentu juga dilukiskan secara eksplisit. Tema sebagai makna pokok sebuah karya fiksi tidak (secara sengaja) disembunyikan karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan “tersembunyi” dibalik cerita yang mendukungnya (Nurgiyantoro, 2008: 68).
b.    Latar/Setting
Latar juga merupakan salah satu hal yang tak boleh luput dari penulisan novel. Dengan latar cerita yang baik, pembaca akan mudah dibuat jatuh hati pada novel. Latar merupakan tempat dimana sebuah potongan cerita berlangsung. Ia bisa dijelaskan secara langsung atau melalui dialog para tokohnya.
Abrams (Nurgiyantoro, 2008: 216), latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Latar memberikan pijakan secara konkret dan jelas. Hal ini penting untk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca, dengan demikian, merasa dipermudah untuk “mengoperasikan” daya imajinasinya, di samping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan perwatakannya kedalam cerita (Nurgiyantoro, 2008: 217).
c.    Amanat
Unsur intrinsik novel lainnya adalah amanat. Ia mencakup pesan yang disampaikan novel tersebut. Sebagai sebuah karya yang baik, novel harus bisa merubah sudut pandang pembacanya menjadi lebih positif. Pesan tersebut bisa disampaikan secara langsung atapun tersirat dari apa yang dialami para tokoh dalam kisah tersebut.
C.    Metodologi Penelitian
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
D.    Hasil dan Pembahasan Penelitian
1.    Sinopsis
Setelah lima tahun dipenjara atas tuduhan kejahatan yang tidak pernah dilakukannya, Austin Leigh akhirnya bebas dan segera pulang untuk menikahi Becky Oliver, wanita yang sangat dicintainya. Tapi ternyata Becky telah menikah dengan orang lain.
Dalam kondisi sedih dan patah hati, Austin bertekad untuk membersihkan namanya dari tuduhan kejahatan membunuh Boyd McQueen, laki-laki yang pernah menjadi musuh besar keluarganya. Dalam perjalanan mencari sang pembunuh, Austin bertemu Loree Grant, seorang gadis muda yang trauma karena keluarganya dibunuh secara kejam. Pesona Loree mampu meluluhkan hati Austin, walau ia belum bisa melupakan cintanya pada Becky. Austin akhirnya menikahi Loree dan membawa gadis itu kembali ke Texas.
Sementara itu, Dallas Leigh, kakak Austin, turut membantu mencari sang pembunuh dengan menyewa seorang detektif. Hasil penyelidikan sang detektif ternyata berhubungan dengan rahasia yang diceritakan Loree tentang pembunuhan keluarganya. Saat misteri sang pembunuh hampir terungkap, timbullah masalah besar yang menguji cinta Austin dan Loree. Pengorbanan besar dibutuhkan untuk membuktikan ketulusan cinta mereka.

2.    Tabel Analisis
Karya Sastra    Unsur Intrinsik    Bukti Pernyataan
Novel “Texas Splendor”    Tema :
Percintaan dan Pengorbanan







Latar Tempat:

Penjara


di ruang makan



di lantai atas





di sebuah toko



di Bar




di rumah dokter



di tangga



di kandang kuda





di toko kelontong



di kamar tidur




di sudut kamar






Di dapur




Latar Waktu :
Pagi



larut malam







Amanat :
Austin sangatlah tabah meskipun dia telah dituduh membunuh Boyd McQueen, dan Austin pun rela di penjara selama limatahun meskipun bukan kesalahan Austin.   
Austin mengira selama dia di penjara dia bakalan ditungguin sama kkasihnya Becky tapi ternyata Becky malah menikah dengan laki-laki lain, jadi pengorbanan Austin selama ini sia-sia.



Austin Leigh menatap pagar penjara Huntsvile.

Anak-anak perempuan berlarian saat memasuki ruang makan.

sinar pucat terlihat dari jendela di lantai atas sehingga Austin pikir ia masih tinggal di sana dengan Cameron.

Kenangan membawa Austin ke sebuah toko kelontong

Bartender mengambil gelas dan menungkan minuman, matanya menatap Austin

Setelah meninggalkan bar, ia mampir kerumah dokter, tapi pria itu tidak ada.

Menengok ke belakang, ia melihat Dee duduk di tangga di belakangnya.

Austin bergegas lari ke kandang kuda, menunggangi Black Thunder, dan berharap menembus malam.

Austin menggedor pintu di lantai dua di toko kelontong.

Austin mengikuti tanpa mengeluh saat Loree membawanya masuk ke kamar tidur.

“ikut denganku mengambilnya.” Lore menggelengkan kepal panik di sudut kamarnya. “Aku akan menunggu di sini tapi cepatlah.”

Ia berjalan ke dapur dan mulai menyiapkan bubur paginya.



Engselnya yang berderit bergema di Fajar yang sunyi.

Malam semakin larut saat austin berdiri di beranda dan memperhatikan kereta barang yang di penuhi keluarga Houston mengarah ke utara.


Austin Leigh menatap pagar Penjara Huntsville,tahu kalau sisa hidupnya menunggu di sisi lain gerbang itu,seperti yang ditinggalkanya elama lima tahun yang lalu saat dua belas orang yang ia percaya menuduhnya bersalah.


3.    Apakah Novel “Texas Splendor” karya Lorraine HeathBisa dijadikan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di Tingkat SMA/sederajat?
Novel “Texas Splendor” karya Lorraine Heath bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat karena di dalam novel tersebut, hampir ceritanya memceritakan kehidupan dan bagaimana perilaku para pemain yang sewajarnya. Semua cerita dalam novel ini bagus, Walaupun bercerita tentang orang dewasa tapi anak-anak bisa membacanya.
E.    Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat di kemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
a.    Tema yang terdapat pada novel “Texas Splendor “ yaitu tentang percintaan dan pengorbanan. Karena di dalam novel ini di cerikan Austin berpacaran dengan seorang perepuan yang bernama Becky, tapi sayangnya Becky pacarnya Austin menikah dengan laki-laki lain. Tadinya Austin mengira selama di penjara Becky akan setia pada Austin tapi ternyata tidak.
b.    Di dalam novel “Texas Splendor”, pengarang menggunakan beberapa latar: latar tempat yaitu di dalam penjara,di ruang makan,di lantai atas,di sebuah toko,di bar,di rumh dokter,di tangga,di kandang kuda,di toko kelontong,di kamar tidur. Latar waktu yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari.
c.    Amanat yang terdapat pada novel  “Texas Splendor “ yaitu bahwa kita tidak boleh menuduh orang tanpa ada bukti yang nyata,tanpa menyelidikinya terlebih dahulu.dan dapat kita petik dalam Novel ini bahwa kita harus selalu sabar dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.
d.    Novel ini juga sangat baik di gunakan sebagai bahan ajar di tingkat SMA, karena bisa mendidik siswa agar bisa mengenal sebagai mana pentingnya ke sabaran dalam hidup itu, dan seberapa pentingnya tidak menuduh orang lain tanpa bukti.

2.    Saran
Dalam menganilis sebuah novel sebaiknya kita harus  mempelajari terlebih dahulu  unsur-unsur yang ada di dalamnya. Bagi pembaca diharapkan bisa lebih memahami unsur-unsur intrinsik karya sastra terutama dalam bentuk novel dan dapat menemukan unsur-unsur tersebut dalam cerita novel dengan sangat mudah.


F.    Daftar Pustaka
Ahera, Anne. 2013. Unsur intrinsik novel. http://www.Anneahira.com/. 
Arsela,Dila. 2012. Cara Mengidentifikasi unsur intrinsik. http://halaisu.blogspot.com/. 5 April 2012.
Heath, Lorraine. 2013. Texas Splendor. Jakarta: Dastan Books.
Huki, Luci. 2013. Unsur intrinsik novel. http://plus.google.com/.
Mutaqqin, M, Imamul. 2010. Metode Deskriptif. http://blog.uin-malang.ac.id/mutaqqin/. 28 November 2010. 
Nugroho, Yusuf amin. 2013. Sains Fiksi.http://Fiksi-Sains.blogspot.com/. 29 April 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pengasih, Natalido. 2010. Menganilis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia. http://Natalidopengasih.wordpress.com/ . 19 Mei 2010.
Rantika, Aufa. 2013. Analisis unsur untrinsik novel indonesia. http://www.scribd.com/Aufa-Rantika/. 1 Juni 2013.
Saputra, Irmawan Hadi. 2013. Menganalisis unsur ekstrinsik dan intrinsik novel. http://www.plangdut.com/. 12 April 2013
Suryabrata, Sumadi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.

jurnal artikel : ANALISIS UNSUR NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL TERHADAP KUMPULAN CERPEN “DELAPAN PERI” KARYA SITTA KARINA

ANALISIS UNSUR NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL TERHADAP KUMPULAN CERPEN “DELAPAN PERI” KARYA SITTA KARINA
Sumarni
B1C110058

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bale Bandung

Abstrak Penelitian ini mengkaji unsur nilai moral dan nilai sosial yang terdapat pada kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina. Setiap orang pada umumnya memiliki pendapat dan penafsiran yang berbeda terhadap suatu cerpen. Unsur ekstrinsik adalah segala unsur luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek. Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam analisis kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina ini, banyak mengandung nilai moral dan nilai sosial yang dapat di ambil dan di pelajari oleh para pembaca.
Kata kunci : sastra, cerpen, analisis, nilai moral dan nilai sosial.
A.    Pendahuluan
Cerita pendek (cerpen) sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti, kenikmatan, mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia, dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, sosial, politik, pendidikan, dan sebagainya. Jadi tidaklah mengherankan jika seseorang pembaca cerpen, maka sepertinya orang yang membacanya itu sedang melihat miniatur kehidupan manusia dan merasa sangat dekat dengan permasalahan yang ada di dalamnya. Akibatnya, si pembacanya itu ikut larut dalam alur dan permasalahan cerita. Bahkan sering pula perasaan dan pikirannya dipermainkan oleh permasalahan cerita yang dibacanya itu. Ketika itulah si pembacanya itu akan tertawa, sedih, bahagia, kecewa, marah, dan mungkin saja akan memuja sang tokoh atau membencinya.
Jika kenyataannya seperti itu, maka jelaslah bahwa sastra (cerpen) telah berperan sebagai pemekat, sebagai karikatur dari kenyataan, dan sebagai pengalaman kehidupan, seperti yang diungkapakan Saini K. M. (1989:49). Oleh karena itu, jika cerpen dijadikan bahan ajar di kelas tentunya akan membuat pembelajarannya lebih hidup dan menarik.
Rumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : a) Bagaimana unsur nilai moral dan nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina? b) Apakah kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat?
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur nilai moral dan nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina dan untuk mengetahui bahwa kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Manfaat
Melalui jurnal artikel ini diharapkan pembaca atau audien dapat mengetahui unsur nilai moral dan nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina, dan dapat menjadikannya sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
B.    Tinjauan Pustaka
1.    Pengertian Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah segala unsur luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi social, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang.
Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra (Nurgiyanto, 2009: 23).
2.    Cara Mengidentifikasi Nilai Moral dan Nilai Sosial dalam Sebuah Cerpen
Nilai-nilai adalah nasihat atau pelajaran berharga yang dapat diperoleh pembaca atau penikmat dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. Dengan pengertian ini, maka nilai-nilai dalam cerita memiliki persamaan dengan amanat yang sudah kita pelajari. Perbedaannya, kalau amanat adalah nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui tema cerita, sedang nilai-nilai adalah nasihat yang didapat oleh pembaca atau penikmat cerita (sastra atau nonsastra) dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. Amanat selalu terdapat pada cerita itu sendiri sehingga termasuk unsur intrinsik. Karena nilai-nilai diperoleh pembaca atau penikmat karya sastra dari cerita yang dibacanya, maka nilai-nilai dalam karya merupakan unsur luar (ekstrinsik) sastra. Selain itu, nilai-nilai yang diperoleh pembaca atau penikmat cerita dapat berbeda-beda antara pembaca atau penikmat yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya, nilai-nilai termasuk unsur ekstrinsik.
Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Nilai-nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
3.    Analisis Unsur Nilai Moral dan Nilai Sosial
a.    Nilai Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila (KBBI, 2008). 
b.    Nilai Sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.
Secara umum sosial berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya) (KBBI, 2008).

C.    Metodologi Penelitian
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
D.    Hasil dan Pembahasan Penelitian
1.    Tabel Analisis
No    Karya Sastra    Unsur Ekstrinsik    Bukti Pernyataan
        Nilai Moral     Nilai Sosial   
1.     Cerpen “Setoples Kemabang Gula Bernama Pilihan”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral baik, suka menolong, seperti Amira yang suka menolong mamanya.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah disini Amira menjadi anak yang kurang bersosialisasi dengan teman yang sejenis, dia lebih memilih berteman dengan anak laki-laki.    •    Nilai Moral: Sepulang sekolah, Amira bantui Mama di dapur mempersiapkan pesanan catering harian yang biasa diantar ke rumah-rumah sekitar kompleks. Hari ini asisten Mama nggak masuk, jadi Amira ikut turun ke dapur yang asyiknya dapat upah per jam dari Mama. Kelak ia ingin seperti Mama yang selalu mengapresiasi tiap keringat yang diteteskan pegawainya, walau itu anaknya sendiri.
•    Nilai Sosial: Dan hebatnya, dua gosip itu justru diembuskan oleh mereka sendiri. Prisia ngomongin Gaby; Gaby ngomongin Prisia. Males banget, kan? Itu salah satu alasan Amira gak suka punya BFF cewek: mulutnya gak bisa dijaga. Dengan Reimer dan Shakti semua terasa simpel karena pola pikir dan prinsip bertindak cowok pada umumnya sederhana, blak-blakan, gak intimidating, dan gak dimasukin ke hati.
2.    Cerpen “Thong”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral buruk, tidak menghargai hasil kerja keras orang lain.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah kehidupan seorang pelajar, yang mengguanakan waktu luangnya untuk magang dan mendesain sepatunya sendiri.    •    Nilai moral: “Caroline, rangkaian bunga lilinya norak sekali. Kok milih lili sih? Lilies are so last-year!”
“Zaldi, sudah gue bilang berkali-kali, jangan pernah undang band itu. Gaya bermusik mereka kampungan. Selera lo dahsyat banget sih!”
“Catering yang elo pakai apa, sih, Fletta? Kok makanannya kayak di pinggir jalan begini? Emang gue pernah nyuruh bawa warteg disini?”
•    Nilai Sosial: Lebih lanjut lagi, Sausan yang mengaku mendapat banyak influence dari Tory Burch dalam mendesain sandalnya, belum berencana membuat koleksi cantiknya ini menjadi produksi massal mengingat ia masih mendahulukan kegiatan sekolahnya. Selain berkiprah sebagai entrepreneur, Sausan mengisi waktu luangnya dengan magang di Plum Sky Bookstore.
3.    Cerpen “Wish You Were Here...”    Nilai moral yan terdapat dalam cerpen ini adalah moral buruk, sifat Stina yang egois yang mengutamakan kepentingannya sendiri di banding orang lain.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah hubungan persahabatan yang merenggang karena keegoisan seorang Stina.    •    Nilai Moral: Mereka semua jadi gitu karena Stina, Stina menyadari itu! Tapi ia tidak pernah mau membuka matadan melihatnya. Ia selalu menyangkal realita yang perlahan-lahan menggerogoti persahabatan mereka sampai akhirnya empat sekawan benar-benar punah.
•    Nilai sosial: Stina ingat bagaimana ia, Mimi, Girindra dan Banyu, si empat sekawan yang kompak. Mereka berjanji akan berlibur ke sini delapan tahun lagi ketika mereka sudah dewasa dan nggak perlu ribet-ribet izin ama bokap-nyokap masing-masing. Namun kenyataannya, berhadapan dengan pemandangan indah menjelang matahari terbenam ini, Stina hanya berdiri seorang diri.
4.    Cerpen “Gips Cinta Buat Jehan”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral baik, sikap seorang ibu yang mengerti akan keinginan anaknya, selalu mendukung, dan menyemangati anak-anaknya.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah hubungan kelurga yang harmonis.    •    Nilai Moral: Selama ini Bunda tidak pernah mengatakannya pada Jehan karena bliau paham masa pemulihan Jehan yang bukan hanya kakinya, melainkan juga hatinya. Bunda tahu Jehan butuh waktu untuk melewati proses tidak enak ini. Maka itu Bunda memberi excuse... untuk kali ini tidak apa-apa kalau Jehan merasa hancur. Seluruh keluarga mengerti, dan seluruh keluarga akan membantunya bangkit kembali.
•    Nilai Sosial: Keluarga Hendardi punya kebiasaan unik, yaitu kalau suasana fun dan ceria atau ingin membicarakan cerita serta kabar baik maka mereka melakukannya di resto Pizza Mania. Jadi kalau ke Pizza Mania nggak boleh ada yang pasang muka murung atau manyun.
5.    Cerpen “50:50”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral buruk, sombong seperti Arka yang selalu menganggap dirinya hebat dan bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah saling bersosialisasi dengan siapapun, walaupun dengan orang yang baru dikenal.    •    Nilai Moral: Apapun dilakukannya agar Dimitri mau menjadi pasangannya saat pesta. Mau ditaruh dimana mukanya kalau orang-orang tahu seorang Arkasha ditolak Dimitri, dimalam tahun baru pula.
•    Nilai Sosial: Pada suatu sore yang mendung di rumah Trudi, ia dan sepupunya Tejas menghadiri jamuan pesta kecil yang diadakan untuk menyambut kakak Trudi yang baru kembali ke Indonesia. Di acara itu Trudi mengenalkannya pada Dimitri, seorang cowok bersorot mata sayu, sedih, dengan gaya berpakaian serba hitam, didominasi jaket kulit pengendara Harley-Davidson, tapi bukan gothic, namun ia memiliki tutur kata yang sopan.
6.    Cerpen “Tujuh Cupcake Spesial”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral buruk, seorang yang mempunyai prasangka buruk terhadap ibu tirinya, yang menganggap semua ibu tiri itu kejam, padahal tidak semua ibu tiri seperti itu.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah bergaul dengan siapa saja tanpa melihat sudahkah kita menonton film yang sama atau hobbi yang sama ataupun usia yang berbeda.    •    Nilai Moral: Bah! Bohong besar. Utina gak percaya ada ibu tiri sebaik bidadari begitu. Apalagi kalau figur itu diwakili oleh wanita se-hip Tante Fiore yang gayanya sama sekali nggak kaya ibu-ibu. Ia yakin selama ini Tante Fiore hanya ca-per, ngebaik-baikin Utina da kakaknya biar ia disayang Ayah. Klise banget. Tipikal ibu tiri. Memangnya Utina nggak pernah nonton Cinderella sebelumnya?
•    Nilai Sosial: Bukan hanya ke Tante Fiore, rupanya Utina juga sudah salah sangka terhadap teman-teman baiknya. Mereka tidak melihat dirinya, berteman dengannya, atas dasar sudah atau belum nonton SATC The Movie. Terutama Tarra dan Irene.
7.    Cerpen “Sekolah Kehidupan”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen inii adalah moral baik seorang Ayah yang mengajarkan pada anaknya bagaimana susahnya mendapatkan uang agar anaknya tidak manja.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah hubungan sosial yang berdasarkan atas kesamaan hobbi dan selera.    •    Nilai Moral: Tapi apa boleh buat, karena tidak ada pilihan lain, aku pun menyanggupi itu. Ayah menyebutkan persyaratan dan aturan mainnya, dimana aku akan mendapatkan kamera itu setelah tiga bulan magang (itu kalau aku bisa bertahan!). Gaji selama tiga bulan tersebut untuk membeli kamera dan sisanya akan dibayarkan Ayah.
•    Nilai Sosial: Aku ibarat Betty Suarez-nya Ugly Betty terdampar di Upper East Side (diam-diam aku menyukai Gossip Girl karena twist ceritanya emang seru). Di sini selera teman-temanku sangat tipikal; semuanya suka Yeah Yeah Yeah dan Kesha. Lantas apakah tidak ada tempat untuk dirinya yang lebih menikmati lagu-lagu bertema humaniora-nya The Killers?
8.    Cerpen “Sparkling Ran”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral buruk pemain band yang mengajak anak SMA untuk mengkonsumsi obat terlarang.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah saing tolong menolong walaupun bukan dengan teman baik.    •    Nilai Moral: “Wah, gue tersanjung.” Dari belakang rupanya Reggy mendengar percakapan itu. Ia lalu memberikan sebutir pil pink pada Ran. “Gue mau kok, asal kita sama2 minum ini.”
Ran merasa takut setengah mati meneyembunyikan perasaan itu. Ia bilang dirinya mau menelan pil ecstasy asal diperboehkan ke kamar madi dulu. Reggy mengiyakan saja.
•    Nilai Sosial: Diluar dugaan Hanum, Ran mau membantu. Bahkan urusan hotel selesai dalam waktu 2 hari ditangan Ran. Prom bisa diadakan di ballroom Prince Hotel dengan diskon separoh harga dan budget Prom pun bisa dimaksimalkan untuk perlengkapan pesta dan band pendukung.
9.    Cerpen “BFF”    Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini adalah moral baik, dimana Illona yang memiliki sifat penyabar, walau dimaki-maki oleh sahabatnya, tapi dia tetap diam, tidak balas membentaknya.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah persahabatan bisa terjadi karena sering bersama dan tidak ada kata pcah dalam persahabatan.    •    Nilai Moral: Tentu saja Asha bercerita tidak seperti yang Illona harapkan; sahabatnya ini malah marah-marah dan kalimatnya campur-aduk karena ditunggangi emosi. Sisi lain hati Illona terus-menerus menyerukan untuk membalasnya, meneriaki Asha balik. Dan sejujurnya hal itu sangat tempting untuk dilakukan. Illona kan bukan patung yang hanya diam tak bereaksi tatkala dimaki-maki. Tapi, untung nuraninya tidak pernah menyerah. Suara lain dengan tenang membisikinya, sabar dan dengarkan. Tarik nafas dalam-dalam sambil hitung 1 sampai 7, maka emosi dapat terkendali dan pikiran tetap jernih. Carilah penyelesaian yang terbaik.
•    Nilai Sosial: “Memang benar. Tapi di Nasional High ini kita berempat bertemu kan, ngebentuk circle baru?” Illona merespon. Tidak ada yang salah dari pendapat Lettia tersebut, hanya saja ia tidak ingin mereka terpecah jadi beberapa kubu karena kini mereka satu. “Dan kita udah coba namain persahabatan kita ini, dari mulai Flats karena kita berempat suka banget makai sandal flats, sampai ILSA sesuai dengan huruf depan nama kita, tapi semuanya kedengaran aneh. Kaya kita butuh pengakuan untuk bersahabat, padahal kan nggak.”
10.    Cerpen “Goth Is Me”    Nilai moral yang terkandung dalam cerpen ini adalah moral baik suka menolong orang lain dan ringan tangan.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini adalah seorang Quisty yang tidak mudah untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena dia merasa tidak percaya diri dengan apa yang ada pada fisiknya.    •    Nilai Moral: Tidak perlu dua kali memperhatikan figur petite Quisty, dia udah tau jawabannya: Qui itu unik dan cantik secara alami (walau ditelan kostum dan aksesoris nuansa hitamnya). Dan yang paling penting di mata Ghanda, cewek ini baik-baik yang dalam artian benar-benar baik hatinya, ringan tangan menolong siapapun yang membutuhkan tanpa pikir panjang.
•    Nilai Sosial: Quisty mematut dirinya di depan cermin, mulai mengevaluasi diri. Kecil, baik tubuh maupun nyalinya. Hmm, apa lagi yang aneh? Banyak! Pertama, bola matanya besar sekali seperti mau loncat keluar. Warnanya pun aneh, agak keabu-abuan. Kedua, kenapa sih ia suka banget warna hitam, kenapa rasanya nyaman sekali memakai baju warna gelap? Ia sendiri tidak tahu alasannya. Hanya suka. Ketiga, kulitnya! Mengapa ia tidak di anugrahi kulit putih nan haus seperti di iklan-iklan produk kecantikan? Bagi Quisty kulitnya begitu pucat sampai-sampai ia nggak pernah berani melayat orang meninggal karena takut ketuker! Menjadi gothic lolita adalah salah, Quisty akhirnya memutuskan. Ia takut suatu saat Ghanda akan menyadari kesalahan itu dan meninggalkannya.
11.    Cerpen “Huruf-huruf yang Melayang”     Nilai moral dalam cerpen ini adalah moral buruk, berprasangka buruk kepada orang lain padahal belum tentu seperti itu, merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain, apalagi bantuan dari rivalnya yang akhirnya menimbulkan kedengkian.    Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini mempunyai hubungan sosial yang baik dan aktif dalam sebuah organisasi.    •    Nilai Moral: Di sebelah Andien, Kendra merasa kalah dalam segala-galanya. Dan keminderan yang berubah jadi dengki itu semakin menjadi-jadi tatkala ia menyadari bahwa brief speech ini adalah momentum yang tepat buat Andien untuk “menggempur” dirinya. Kendra yakin sekali Andien akan bersikap begitu. Kalau tidak, kenapa sejak kemarin Andien selalu “menginterogasi” Moza dan Ganesh perihal ide Kendra? Kenapa tidak tanya langsung ke dirinya? Mencurigakan sekali.
•    Nilai Sosial: Bersama kedua sahabatnya itu, Kendra tergabung dalam Tim Kreatif Panitia FrontStage, acara tahunan SMA mereka yang terkenal dengan aksi nge-band dua belas jam nonstopnya. Tapi karena banyaknya persaingan acara serupa oleh SMA-SMA lain, FrontStage yang kekurangan sponsor jadi nyaris gulung tikar.

2.    Apakah Kumpulan Cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina Bisa dijadikan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di Tingkat SMA/sederajat?
Kumpulan Cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina sangat cocok untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA karena di dalam kumpulan cerpen tersebut, hampir semua ceritanya memceritakan kehidupan dan bagaimana perilaku anak-anak SMA yang sewajarnya. Semua cerita dalam buku ini bagus, spesial, dan inspiratif. Walaupun bercerita tentang remaja namun orang dewasa juga bisa membacanya, bahkan mungkin bisa ikut terinspirasi. Didalamnya juga terdapat nilai-nilai moral dan sosial yang dapat di ambil dan dipelajari oleh para pembaca terutama anak-anak seusia SMA. Pelajaran tentang kehidupan, tentang diri sendiri, orang lain, masyarakat dan bangsa.
E.    Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: a) Nilai-nilai moral yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina kebanyakan mengandung moral buruk tapi ada juga moral baiknya. Maka ambillah sisi baiknya, jangan ikuti sisi buruknya, b) Nilai-nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina sangat beragam. Ada yang memiliki hubungan sosial yang baik ada juga yang tidak baik, ada yang mudah untuk bersosialisasi ada juga yang menutup dirinya untuk bersosialisasi dengan orang lain, dan c) Kumpulan cerpen “Delapan Peri” karya Sitta Karina sangat cocok untuk pembelajaran sastra di tingkat SMA karena isi ceritanya menceritakan semua tentang apa-apa saja yang terjadi pada kehidupan anak sekolah terutama tingkat SMA.
2.    Saran
Dalam membaca sebuah cerpen sebaiknya kita tidak hanya sekedar membaca saja, kita harus bisa menganalisis unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen tersebut. Terutama unsur nilai-nilai yang terkandung didalamnya agar kita bisa lebih memahami isi cerita tersebut dan dapat menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk pembelajaran dalam kehidupan.
Daftar Pustaka
Batuah, Malin. 2012. Unsur Ekstrinsik Cerita (Cerpen/Novel). http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/. 14 April 2012.
Cantika, Putri. 2011. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Sebuah Cerpen. http://putricaantika.blogspot.com/. 07 November 2011.
Karina, Sitta. 2010. Delapan Peri. Jakarta: Terrant.
KBBI. 2008. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia.
Muttaqin, M. Imamul. 2010. Metode Deskriptif. http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/. 28 November 2010.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ramadhani,Rachma. 2013. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Cerpen. http://rachmaramadhani.blogspot.com/. 18 Mei 2013.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.
Virgo, Dila. 2013. Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerpen. http://dfeminis.blogspot.com/. 28 Januari 2013.
Yusransyah, Muhammad. 2012. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerita (Nilai Moral Dan Sosial). http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/. 10 Agustus 2012.